Advertisement

Kamis, 10 Maret 2016

Kaca yang Terabaikan

Dibuat oleh Hasna Lathifah
Ruang kuliah 15 Lt. 3, FPBS UPI, 10 Maret 2016

Aku disini.. Aku ada disini
Sadarilah keberadaanku
Lihatlah kearahku..
Aku disini menunggumu, tepat didepanmu
Aku berada disisi lain dari kaca ini
Saling menatap.. Saling memandang

Lihatlah kearahku..
Aku ingin melihat wajahmu itu
Wajah seseorang yang sangat ingin kutemui

Namun, saat ini bukan wajahmu yang kulihat
Ada wajah orang lain dalam wajahmu
Wajah seseorang yang tidak kukenal
Wajah dari masa lalumu..
Masih menempel padamu
Dan kau belum melepaskannya

Aku berdiri didepanmu
Tapi kau tidak melihatku
Kita saling menatap
Tapi kau tidak menatapku
Ku pandangi matamu lebih lama
Sesaat ku menyadari sesuatu
Kau sedang memandang orang lain
Kau sedang melihat orang lain
Orang yang sama dengan seseorang di wajahmu

Apakah kehadiranku yang berdiri tepat didepanmu
Tidak memiliki hawa? Tidak memiliki wujud?
Sehingga kau tidak menyadarinya
Sampai tidak melihatku

Tapi...
Ku terus menatap kedalam matamu
lebih dalam dan jauh
Lalu, melalui matamu itu
Aku melihat sebuah kenangan indahmu
Kenanganmu bersama orang terkasih
Seseorang yang membuatmu bahagia saat itu
Bahkan ku melihat kau tertawa lepas bersamanya
Sepertinya sangat menyenangkan
Sangat menyenangkan, namun perasaan ini tidak demikian

Ketika ku melihat senyum dan tawa lepasmu bersamanya
Ada getaran dan sengatan luka di dadaku
Terasa seperti tersengat oleh tajamnya jarum
Aku tidak mempersiapkan pelindung untuk menahannya
Tanpa pelindung, rasa sakit pun terasa sekali
Tidak bisa menahannya

Bahkan mengingat kembali asal luka ini
Membuatku merasa seperti disengat alat rangsang jantung
Seperti jatuh dari ketinggian yang sangat tinggi
Apa yang harus kulakukan?

Aku ingin melihatmu
Sangat ingin..
Sangat ingin..
Melihat wajahmu..
Menatap matamu..
Tapi aku tak sanggup melihatnya
Aku tak sanggup menatap matamu lagi

Ada orang lain disana, di tatapan matamu
Bukan aku.. Aku tak sanggup
Perisaiku belum cukup kuat untuk menerima serangan itu

Aku ingin melihat wajahmu
Sangat ingin..
Sangat ingin..
Tapi, lagi-lagi aku tak bisa
Masih ada orang lain disana
Aku tak sanggup memikirkan kalau senyumanmu itu
Senyuman yang menempel di wajahmu itu
Pernah kau berikan dan tunjukan kepada orang lain
Sebelum aku..

Saat ini aku hanya mampu memandang melalui punggungmu
Namun, itupun sulit kulakukan
Kenyataan kalau punggung itu pernah melindungi seseorang
Ketegapan dan kegagahan punggungmu 
Kupercaya kau melindungi seseorang melalui punggungmu itu
Dengan segenap hati

Aku iri..

Aku iri dengan orang yang ada dalam tatapan matamu
Aku sangat iri.. Akupun menginginkannya

Namun, cukup sampai disini saja
Perasaan terabaikan ini cukup sampai disini saja
Sama halnya dengan kaca ini
Sudah tidak ada artinya
Saat ini, ku tak ingin melihatmu lagi
Bahkan melirikmu
Aku tak sanggup melihat kenyataan kau masih bersama masa lalumu
Kenyataan ada orang lain dalam tatapanmu
Kenyataan kau tidak melihatku
Saat aku bahkan berdiri didepanmu, dekat sekali
Hanya terpisahkan oleh sebuah kaca

Mungkin dalam kaca ini juga
Kau melihat pantulan dari bayangan seseorang
Seseorang yang sangat kau kenal
Sangat kau kasihi dengan segenap hati
Kau percaya padanya
Namun, kau melihat bayangannya bersama dengan banyangan orang lain
Dia sudah bersama orang lain

Dan kini tinggalah kusendiri disini
Melihat kesayuan matamu
Dan pandangan semu didalamnya
Aku mohon.. Aku ada disini
Lihatlah aku.. Aku disini
Bahuku siap menampung kesedihanmu
Aku didepanmu.. Lihatlah aku
Jangan abaikan aku
Jangan hanya menatap bayangan di kaca
Lihatlah orang yang menunggumu
Aku menunggumu..
Karena itu, lihatlah kaca ini
Lihatlah siapa yang dibalik kaca ini
Sadarilah orang yang sedang menantimu kembali
Kembali dari masa lalu dan melihat lurus kedepan

Aku disini.. Kembalilah
Aku akan senantiasa menanti dan menampung kesedihanmu
Kau hanya perlu melihatku dan meninggalkan masa lalumu


Ingat ini, aku selalu ada disini menanti...

Rabu, 09 Maret 2016

Kejanggalan Sebuah Tawa

Tertawa merupakan salah satu bentuk ekspresi diri. Ketika kita sedang senang, bahagia atau ada hal lucu yang membuat kita tertawa. Tertawa tidak bisa dipaksakan, tertawa hanya bisa terjadi jika kita menginginkannya. Tertawa bisa juga berhubungan dengan selera humor seseorang. 
Setiap orang mempunyai selera humor yang berbeda-beda. Orang yang mempunyai selera humor yang tinggi maka akan mudah tertawa, sebaliknya orang yang mempunyai selera humor yang rendah tidak akan mudah tertawa. Tidak semua cerita lucu bisa membuat kita tertawa tapi tidak bagi orang lain. Begitupun dengan gambar atau film yang menurut kita lucu, ternyata tidak bagi orang lain.
Tertawa juga mempunyai banyak manfaat menurut beberapa situs web. Beberapa diantaranya yaitu, bisa membentuk pikiran positif karena tertawa akan memusnahkan pikiran negatif, menyehatkan orang yang disekitar kita karena tertawa itu menular, tertawa juga bisa membakar kalori, dan sebagainya.
Namun, bernarkah kita tertawa saat kita senang saja? Menurut sebagian orang mungkin tidak. Apa kalian pernah mendengar istilah Fake Smile? Pasti pernah dong ya, karena kata ini sudah tidak asing lagi di zaman sekarang. Fake smile, seperti yang kita tahu yaitu senyum palsu. Biasanya banyak digunakan oleh orang-orang yang ingin menyembunyikan kesedihan serta kesulitan yang sedang mereka alami. Banyak diantara mereka yang beralasan bahwa tidak ingin membuat orang-orang yang disekitarnya menjadi khawatir dengan keadaan mereka, sehingga mereka menutupi semua susah dan dukanya dengan Fake smile.
Lalu, apa hubungannya dengan tertawa? Mungkin tidak secara langsung. Dalam ilmu Psikologi, jika seseorang tertawa terlalu berlebihan, bahkan untuk hal-hal bodoh sekalipun, artinya dia sedang kesepian atau bahkan sangat kesepian. Dalam hal ini, terlihat kemiripan dalam hal Fake smile dan tertawa berlebih. Kemiripannya apa? Kalian pasti bisa menyimpulkan sendiri, kan?
Kita tentu sulit bagaimana membedakan tertawa biasa dengan tertawa kesepian. Mungkin kunci untuk membedakannya sudah dibahasa diawal, yaitu tertawa belebihan bahkan untuk hal bodoh sekalipun. Aku sendiri kurang tahu bagaimana membedakannya, tapi temanku bisa membedakannya. Dia memakai ilmu Psikologi itu.

Mungkin untuk kebawahnya sedikit curhat.. hehehe


Ada seorang temanku yang tiba-tiba berkata kalau aku sering salting atau salah tingkah, ketika aku menanyakan beberapa hal tentang tanda-tanda suka dengan seseorang. Saat itu sedang kerja kelompok. Ketika aku tanya salting yang seperti apa dia tidak jawab.
Beberapa hari setelahnya, aku kembali kepikiran tentang ucapannya. Lalu, aku tanyakan kembali ke temanku ini lewa Line. Katanya sulit untuk dijelaskan jika tidak bertemu langsung. Ya sudah, akhirnya aku tanyakan hal ini esok harinnya.
Saat aku tanyakan hal ini, dia bilang saat aku tertawa, tertawaku lebay. Lalu dia menjelaskan kenapa dia bisa berpikiran seperti itu, dia menjelaskan seperti yang aku jelaskan sebelumnya, tapi bahasanya mungkin sedikit berbeda.
Mendengar jawaban seperti itu, entah kenapa berasa kena banget ke hati. Disitu aku langsung berpikir "Bagaimana dia bisa tahu?". Dari sekian banyak orang yang mendengar tawaku, hanya temanku ini yang menyadari kejanggalannya, yang bahkan aku sendiri tidak tahu ada yang janggal dengan tertawaku. Sesaat aku merasa setidaknya ada seorang yang memahami keadaanku saat ini. Dan mungkin membuatku merasa sedikit senang.
Aku bahkan tidak merasa bahwa tawaku itu terasa janggal. Tapi, dia merasakannya. Tawa yang menutupi sebuah kesepian hampir mirip dengan senyum yang menutupi kesedihan.
Dia bilang, "Tidak apa-apa, itu bagus. Kau terus berpikiran positif." .. Disitu entah kenapa aku merasa terhura TwT ... Aku senang ada yang memahamiku sedikit hehehe

Kejanggalannya adalah Tertawa berlebihan menandakan Kesepian.

Terimakasih buat yang udah baca hehehe
Maaf banyak curhatnya XD